Sejarah Kisah Panjalu
Judul Penulis | : : | Sejarah Kisah Panjalu H. Djadja Sukardja |
Panjalu pada masa sekarang merupakan nama sebuah kecamatan yang berada di sebelah Utara Kabupaten Ciamis Prov. Jawa Barat. Kota kecil ini menyimpan berbagai cerita yang menarik dan terpelihara baik secara lisan maupun tertulis yakni dari cerita rakyat maupun babad.
Kisah Kerajaan PAnjalu diawali dari kisah Ratu Permanadikusumah, seorang Raja Galuh yang menyerahkan tahta kerajaan kepada pembantunya yang bernama Bondan. Kemudian bertapa ke Gunung Padang dan berubah nama menjadi Pendeta Ki Anjar Sukaresi, dan mempunyai gelar Batara Babar Buana. Ia mempunyai tiga putri salah satunya bernama Ratu Permana Dewi yang dinikahi oleh Rangga Gumilang yang menjadi raja di Panjalu.
Dari perkawinan itu lahirlah Lembu Sampulur yang kemudian menggantikan kedudukan ayahnya. Lembur Sampulur berputra Cakradewa, ia mempunyai keraton di Dayeuh Luhur. Prabu Cakradewa menikah dengan Ratu Sari Kidang Pananjung serta berputra enam,yaitu Sahyang Lembu Sampulur II jadi raja di Sumedang, Sanghyang Borosngora jadi raja di Panjalu, Sanghyang Panji Barani, Sanghyang Anggarunting/Ambet Larang jadi raja di Bogor, Ratu Mamprang Atas Wayang/Mamprang Kacana dan Ratu Pundut Agung.
Dikisahkan Prabu Muda bernama Sanghyang Borosngora naik tahta di kerajaan Panjalu. Ia seorang raja yang tangguh, gagah berani serta sangat terampil dalam segala bidang ilmu pemerintahan.
Ketika usianya tua, ia menyerahkan tahta kerajaan kepada putra pertamanya Prabu Hariang Kuning. Kemudian Sanghyang Borosngora pergi ke Jampang meninggalkan Panjalu bersama putra bungsunya Hariang Kancana.
Situ Lengkong
Menurut sejarah Panjalu, Situ Lengkong bukanlah situ alam yang terjadi dengan sendirinya akan tetapi hasil buatan para leluhur Panjalu
Dimana dahulu kala sekitar abad ketujuh masehi (menurut catatan kebudayaan abad ke 15) di Panjalu telah ada Kerajaan Hindu yang bernama Kerajaan Panjalu.
Awal abad ke 7 raja yang memerintah adalah Prabu Syang Hyang Cakradewa. Raja mempunyai keinginan agar putra mahkota sebagai calon pengganti raja harus memiliki ilmu yang paling ampuh dan paling sempurna. Berangkatlah sang Mahkota "Boronsngora"
Ketika usianya tua, ia menyerahkan tahta kerajaan kepada putra pertamanya Prabu Hariang Kuning. Kemudian Sanghyang Borosngora pergi ke Jampang meninggalkan Panjalu bersama putra bungsunya Hariang Kancana.
Situ Lengkong
Menurut sejarah Panjalu, Situ Lengkong bukanlah situ alam yang terjadi dengan sendirinya akan tetapi hasil buatan para leluhur Panjalu
Dimana dahulu kala sekitar abad ketujuh masehi (menurut catatan kebudayaan abad ke 15) di Panjalu telah ada Kerajaan Hindu yang bernama Kerajaan Panjalu.
Awal abad ke 7 raja yang memerintah adalah Prabu Syang Hyang Cakradewa. Raja mempunyai keinginan agar putra mahkota sebagai calon pengganti raja harus memiliki ilmu yang paling ampuh dan paling sempurna. Berangkatlah sang Mahkota "Boronsngora"
Post a Comment